Samsung kembali jadi sorotan setelah laporan terbaru Counterpoint Research menunjukkan bahwa pengapalan ponsel di Indonesia pada periode Juli hingga September 2025 masih menempatkan mereka di puncak dengan pangsa pasar sekitar 20 persen. Di tengah dominasi itu, muncul pertanyaan menarik: apakah Samsung benar-benar siap menghidupkan kembali Bixby dan menjadikannya pesaing serius untuk Gemini?
Jika kamu pengguna Samsung Galaxy, pasti sadar bahwa perangkatmu datang dengan sejumlah asisten AI bawaan. Namun, pada praktiknya banyak pengguna justru lebih mengandalkan Gemini dari Google yang terus berevolusi, apalagi dengan hadirnya model baru seperti Gemini 3. Di sisi lain, Bixby berjalan seperti bayangan lama—ada, tapi sering terlupakan. Namun tanda-tanda kebangkitan mulai terasa.
Dalam beberapa minggu terakhir, rumor tentang langkah besar Samsung mulai menguat. Seorang leaker di platform X dengan nama chunvn8888 menyebut bahwa Samsung sudah menjalin kerja sama erat dengan Perplexity, salah satu perusahaan AI yang tengah naik daun. Lebih menarik lagi, integrasi Perplexity disebut sudah masuk tahap pengujian langsung di Bixby, baik di ponsel Samsung Galaxy maupun tablet Galaxy Tab. Bahkan lini televisi Samsung disebut sedang menguji arah yang sama.
Jika benar, skemanya diduga akan bekerja cukup elegan. Bixby akan tetap menjadi wajah utama, menangani permintaan yang lebih sederhana dan rutin. Namun ketika pengguna melakukan pencarian yang kompleks, membutuhkan penjelasan lebih kaya, atau ingin menelusuri web dengan lebih detail, Perplexity AI akan mengambil alih secara otomatis. Semuanya akan berjalan di balik layar tanpa memaksa pengguna memilih asisten mana yang ingin dipakai. Dari sisi pengalaman, ini mirip pendekatan Apple yang memanfaatkan ChatGPT untuk meningkatkan kemampuan Siri, namun tetap mempertahankan identitas Siri sebagai pintu depan.
Samsung terlihat serius menanamkan pengalaman baru ini ke benak pengguna. Di Amerika Serikat, mereka bahkan menawarkan akses gratis selama 12 bulan ke layanan Perplexity bagi pemilik perangkat Galaxy. Strategi ini bisa menjadi langkah awal untuk membiasakan pengguna memanfaatkan Bixby yang diperkuat dengan mesin pencari berbasis AI tersebut.
Di luar itu, ada juga kemungkinan Samsung akan mengintegrasikan AI browser Comet yang dikembangkan Perplexity. Aplikasi ini sudah tersedia di Android dan sangat mungkin dipasangkan lebih dalam ke Samsung Internet. Jika itu terjadi, pengalaman browsing di perangkat Galaxy bisa berubah cukup drastis, dengan pendekatan AI-first yang lebih terasa.
Pada akhirnya, semua detail resmi baru akan terungkap saat gelaran Galaxy Unpacked pada Januari atau Februari tahun depan. Namun bila semua rumor ini benar, Bixby bukan hanya akan bangkit, tapi bisa kembali masuk ke percakapan besar seputar asisten AI modern. Samsung tampaknya ingin memastikan bahwa pengguna Galaxy tidak hanya terpaku pada Gemini, tetapi juga memberi kesempatan bagi ekosistem AI-nya sendiri untuk bersinar kembali.
Jika kamu penasaran apakah Bixby benar-benar siap bangkit, jawabannya kini mungkin lebih dekat dari yang kita kira.
