Xania Monet Youtube
Xania Monet ‐ YouTube

Kamu sudah dengar? ada lagu yang lahir bukan dari studio, bukan dari musisi manusia, melainkan dari AI—dan kini berhasil menembus Billboard Radio Chart.

Inilah yang terjadi pada Xania Monet, sosok digital hasil ciptaan penyair Telisha “Nikki” Jones, yang kini menggemparkan industri musik global.

Dari TikTok ke Billboard: Perjalanan Viral AI Pertama di Dunia Musik

Menurut survei Billboard Adult R&B Radio Play per 1 November, lagu “How Was I Supposed to Know?” menempati posisi ke-30. Ini adalah lagu pertama yang sepenuhnya diciptakan oleh AI dan berhasil menembus tangga lagu radio Billboard — tonggak sejarah baru bagi musik digital.

Awalnya, lagu ini viral di TikTok sebelum akhirnya meledak di platform streaming dan toko musik digital.

Pada minggu 20 September, lagu ini debut pada tangga lagu R&B Digital Song Sales, lalu naik ke posisi #20 di Trending R&B Songs seminggu kemudian.

Kesuksesan itu membuat industri musik heboh — dan membuat Xania Monet menandatangani kontrak rekaman senilai USD 3 juta (sekitar Rp 48 miliar).

Siapa Xania Monet?

Xania bukan manusia — ia adalah “musisi AI” hasil kolaborasi antara Telisha Jones dan teknologi Suno, platform pembuat musik berbasis kecerdasan buatan.

Jones mendeskripsikan Xania sebagai “digital human with soul and story,” alias sosok virtual dengan emosi dan narasi khas manusia.

Cara Membuat Lagu di Suno

Penasaran ingin menciptakan lagu seperti Xania Monet?

Platform Suno memungkinkan siapa pun untuk melahirkan musik hanya dengan mengetikkan teks perintah — mirip seperti memberi arahan kepada asisten kreatif digital.

Kamu bisa menulis deskripsi suasana lagu (misalnya: “lagu pop romantis dengan nuansa 80-an”), memasukkan lirikmu sendiri, lalu biarkan AI Suno menciptakan melodi, aransemen, dan vokal lengkap dalam hitungan detik.

Untuk penggunaan komersial, kamu perlu berlangganan suno dimana paket berbayarnya mulai dari sekitar seratus ribuan rupiah per bulan.

Refleksi: Saat AI Mengguncang Dunia Musik

Kesuksesan Xania Monet menandai awal revolusi kreatif di mana teknologi dan seni saling berkelindan.

Namun, muncul pula pertanyaan etis dan ekonomi baru:

Apakah musisi manusia akan tersingkir?

Siapa pemilik hak cipta lagu AI?

Dan apakah “jiwa” dalam musik masih berarti jika diciptakan mesin?

Seperti halnya ketika sintetis menggantikan gitar elektrik di tahun ‘80-an, mungkin inilah babak baru evolusi musik — bukan akhir kreativitas manusia, tapi perluasan maknanya.

Apakah Anda Siap Menjadi Telisha “Nikki” Jones Berikutnya?

Dengan alat seperti Suno, setiap orang bisa menjadi komposer, produser, bahkan penyanyi — tanpa studio, tanpa label.

Yang dibutuhkan hanyalah ide, kata-kata, dan keberanian untuk bereksperimen.